DISQUS SHORTNAME

Tuesday, October 26, 2021

GO-STEM UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN ABAD 21 SELAMA BDR

 GO-STEM

UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN ABAD 21

SELAMA BDR

Oleh: Kd. Dwija Negara

 

Tanpa terprediksi sebelumnya, pandemi Covid 19 telah membawa suatu perubahan terhadap tatanan kehidupan manusia. Pandemi tersebut bedampak juga pada dunia pendidikan di Indonesia, dimana pemerintah akhirnya mengeluarkan instruksi untuk mrlakukan belajar dari rumah (BDR) sejak bulan maret tahun 2020. Hal ini menjadi sebuah tantangan dan cobaan begitu berat bagi saya, karena baru pertama kali harus mengajar tanpa bertatap muka langsung dengan peserta didik.

Terkait dengan hal tersebut, di sekolah saya mengajar yakni di SMA Negeri 1 Banjarangkan  berupaya untuk melaksanakan program dari kemdikbud yaitu kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) yang ditujukan kepada seluruh peserta didik. Belajar Dari Rumah adalah pembelajaran yang cukup baru, karena pembelajaran ini menggunakan prinsip daring dan adanya interaksi antara guru dan peserta didik secara online. Beberapa permasalahan yang muncul dan harus saya hadapi dari BDR diantaranya mencakup masalah penggunaan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, bentuk kelas maya yang digunakan dan bagaimana melaksanakan penilaiannya.

Berkaitan dengan hal tersebut, selama tahun 2020 saya melakukan kegiatan pembelajaran yang sebatas hanya memberikan materi dan tugas kepada peserta didik. Di awal kegiatan BDR, antusiasme peserta didik dalam menyelesaikan tugas tersebut masih baik. Respon peserta didik terhadap tugas yang saya berikan masih bagus dan pengumpulan tugas peserta didik juga masih tepat waktu. Namun, setelah berjalannya waktu, tepatnya di awal tahun ajaran 2020/2021 saya melihat respon peserta didik makin menurun dan pengumpulan tugas dari peserta didik juga mulai banyak yang terlambat. Disinipun saya mulai berfikir bahwa ada yang salah dari pembelajaran daring yang saya lakukan.

Disisi lain ada hal yang lebih besar yang terus membebani saya. Saya merasa bukan lagi seorang pendidik yang melakukan perannya yang “menghamba” pada peserta didik, tetapi hanya sebagai pemberi beban bagi mereka dengan memberikan tugas saja. Selain itu, hal yang lebih besar dari itu saya merasa tidak memberikan mereka ruang untuk mengembangkan kompetensi mereka seperti yang menjadi amanat kurikulum, yakni kompetensi abad 21 yang mencakup berfikir kritis, kreatif, kolaboratif serta komunikatif.

Salah satu video siswa sebagai hasil karya dalam pembelajaran (Sumber:doc. pribadi penulis)

Beruntung di tahun 2020 pemerintah meluncurkan program Guru Belajar Seri Pandemi. Disana saya mendapatkan berbagai pengetahuan tentang merancang pembelajaran jarak jauh yang dapat saya terapkan dalam BDR tersebut. Dari apa yang saya dapatkan dalam kegiatan pelatihan tersebut saya berkeinginan merancang pembelajaran jarak jauh yang setidaknya dapat diakses seluruh peserta didik dan tentunya dapat meredakan beban fikiran saya khususnya dalam menumbuhkan keterampilan abad 21 yang harus tetap ditumbuhkan dan menjadi fokus pula dalam penilaian saya terhadap aspek keterampilan.

Dalam memulai upaya tersebut, langkah awal yang saya lakukan adalah dengan menyebarkan angket terkait kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh melalui form online. Disini saya ingin mengetahui media pembelajaran yang diminati peserta didik sehingga mereka dapat belajar lebih mudah dan menyenangkan. Selain itu, saya juga ingin mengetahui gaya belajar dari peserta didik sehingga saya tau apa yang harus saya siapkan dalam pembelajaran. Selain itu, saya juga ingin mengetahui apakah seluruh peserta didik memiliki gawai serta jaringan internet yang memadai untuk mengikuti kegiatan BDR tersebut.

Dari hasil penyebaran angket tersebut, banyak hal yang mendukung serta menjadi tantangan bagi saya untuk dapat memberikan pembelajaran yang dapat membelajarkan seluruh peserta didik agar dapat menumbuhkan keterampilan abad 21 dalam diri mereka. Hal yang menjadi hambatan diantaranya adalah gaya belajar peserta didik yang berbeda-beda, kemampuan literasi teknologi yang masih kurang dari beberapa peserta didik serta ada beberapa peserta didik yang harus berbagi gawai dengan saudaranya dan bahkan ada yang harus menunggu orang tuanya pulang bekerja untuk dapat menggunakan gawai dalam belajar. Selain itu, 97% dari total 122 peserta didik (yang tersebar di 3 kelas yang saya ajar) tidak dapat melakukan pembelajaran jarak jauh secara sinkronus karena terkendala jaringan internet yang tidak baik di wilayah mereka.

Bercermin dari gambaran awal tersebut, saya merancang pembelajaran jarak jauh asinkronus yang lebih fleksibel waktu serta memerlukan bandwidth yang kecil sehingga tidak terlalu membebani peserta didik. Dan bak gayung bersambut, pemerintahpun akhirnya meluncurkan program Google suite for Education yang benar-benar bermanfaat bagi saya dan peserta didik. Untuk dapat membuat pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan fasilitas tersebut serta dapat menumbuhkan keterampilan abad 21 selama BDR disini saya merancang strategi pembelajaran yang saya beri nama Go-STEM.

Go-STEM berasal dari Go yang artinya kegiatan BDR peserta didik menggunakan aplikasi dari Google Suite for Education yaitu Google Classroom sebagai Learning Managemen System  dan Google Form untuk mengevalusi pengetahuan peserta didik berupa soal online dimana kegiatan pembelajaran yang dirancang menggunakan pendekatan STEM (Sience, technology, engineering and mathematics). Dalam hal ini saya menggunakan pendekatan STEM untuk dapat menumbuhkan keterampilan abad 21 peserta didik dengan menggunakan media LKPD yang saya tautkan pada Google Classroom.

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini saya melakukan tahap persiapan, pelaksanaan serta evaluasi pembelajaran. Tahapan operasional pelaksanaan pembelajaran yang saya lakukan dengan Dalam RPP tersebut, tahapan-tahapan pembelajaran saya rancang dengan mencerminkan pendekatan STEM. Di SMAN 1 Banjarangkan, pembelajaran kimia di kelas XI mendapatkan jadwal pembelajaran 1 kali dalam seminggu, selama 60 menit. Waktu pembelajaran yang saya rancang bersifat fleksibel dimana waktu pembelajaran tidak terbatas selama 60 menit saja, melainkan kegiatan pembelajaran bisa dilakukan lebih fleksibel dengan produk akhir yang dapat dikerjakan kurang lebih selama 6 hari.

Langkah selanjutnya yang saya lakukan adalah mensosialisasikan kepada peserta didik tentang tahapan pembelajaran daring dan aplikasi yang digunakan. Saya menggunakan fasilitas Google Classroom sebagai LMS, dimana dalam LMS tersebut saya memberikan konten materi baik berupa bahan ajar, info grafis maupun video sehingga peserta didik dapat memilih bahan ajar yang mudah mereka terima sesuai dengan gaya belajar mereka. Selain itu, didalam LMS juga terdapat kegiatan pembelajaran yang harus diikuti perserta didik serta portal untuk pengumpulan tugas sebagi bentuk bukti fisik pembelajran yang telah dilakukan.

Dalam tahap pelaksanaan, hal yang saya lakukan pertama yaitu pemberitahuan kepadapeserta didik tentang kegiatan pembelajaran melalui media group kelas WhatsApp. Selanjutnya saya mengirimkan bahan ajar tentang larutan asam basa dan indikator asam basa pada Google Classroom diikuti dengan pemberian Lembar Kerja Peserta Didik yang dikirim melalui Google Classroom dalam bentuk docx,  peserta didik dapat mengerjakan langsung jawaban pada file tersebut dan dikumpulkan. Dalam LKPD tersebut peserta didik saya minta merancang pembuatan kertas indikator asam basa dengan bahan alam. Dalam LKPD juga diberikan arahan terkait tugas pembuatan pelaporan melalui pembuatan video. Saya juga melakukan pemberian form absensi dan pengisian absensi oleh peserta didik melalui google form dan tidak lupa pemberian Evaluasi dengan tes tulis objektif menggunakan Google form.

Dengan menggunakan Go-STEM saya merasa berhasil menumbuhkan keterampilan abad 21 (4C). Hal ini dapat saya amati melalui partisipasi peserta didik yang terlihat dari LKPD peserta didik serta video laporan yang telah mereka kumpulkan. Aktivitas peserta didik tersebut telah mencerminkan karakter pembelajar yang berfikir kritis untuk memahami konten materi serta menimbulkan rasa keingin tahuan. Dari rasa keingin tahuan tersebut selanjutnya peserta didik telah dapat menunjukkan kreativitas mereka dengan merancang pembuatan kertas indikator asam basa dengan bahan alam yang dituntun LKPD yang diberikan dan selanjutnya di videokan sebagai laporan. Selama mengerjakan kegiatan pembelajaran, peserta didik telah melakukan aktivitas diskusi dengan sesama peserta didik maupun saya sebagai guru melalui group Whatsapp maupun dalam kolom komentar Google Classroom. Selanjutnya kemampuan berkomunikasi peserta didik telah terlihat dari cara peserta didik menjelaskan laporan yang mereka buat dalam video.

Dengan merancang pembelajaran ini, beban saya dan kegundahan saya terhadap tanggung jawab yang saya emban sebagai seorang pendidik dapat terjawab. Dengan menerapkan Go-STEM selama BDR, saya dapat memberikan ruang bagi siswa untuk menumbuhkan keterampilan abad 21 mereka serta menghasilkan karya berupa video praktikum mandiri sebagai wujud dari hasil pembelajaran yang telah kami bersama-sama lakukan. Siswa memberikan tanggapan positif atas apa yang saya lakukan. Mereka menyampaikan bahwa pembelajaran yang saya rancang membuat mereka tertantang untuk belajar serta temotivasi untuk dapat membuat karya video yang menarik, kreatif serta komunikatif.


#LombaBlogUnpar
#BlogUnparBelajarDaring

Link Best Practice Klik DISINI 

Berikut adalah beberapa video sebagai hasil karya siswa selama BDR dalam proses pembelajaran STEM secara daring:


Video bahan Ajar Oleh Guru


Video karya siswa

Video karya siswa

Video karya siswa

Video karya siswa



5 comments:

  1. Karya inovatif seorang guru yang menerapkan merdeka belajar. Keren pak. selalu bersemangat menuntun murid dengan inovasi pembelajara

    ReplyDelete
  2. Karya inovatif yang keren👍👍 sangat menginspirasi

    ReplyDelete
  3. Mantap Pak Kadek.Karya yang sangat inovatif dan motivatif. Terus berkarya untuk Basma yang jaya..

    ReplyDelete
  4. Mantap Pak Kadek, perpaduan tenologi (G suite for education) dengan pendekatan STEM sangat inovatif sekali

    ReplyDelete
  5. Lanjutkan dengan inovasi- inovasi yang menginspirasi

    ReplyDelete