DISQUS SHORTNAME

Thursday, February 10, 2022

CATATAN SIPENGGERAK: REFLEKSI TERBIMBING MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 Dari delapan pertanyaan yang ada, pilihlah minimal empat pertanyaan sebagai bahan refleksi Anda.

  1. Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
  2. Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan ketiga materi tersebut dalam proses Anda mengambil keputusan dalam situasi dilema etika yang Anda hadapi selama ini.  Anda dapat juga menulis tentang sebuah situasi dilema etika yang dihadapi oleh orang lain serta keputusan yang diambil. Berilah ulasan berdasarkan 3 materi yang telah Anda pelajari di modul ini.
  3. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
  4. Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
  5. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?
  6. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?
  7. Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?
  8. Adakah nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh orangtua anda atau bahkan kakek nenek buyut Anda yang menjadi karakter khas suku atau masyarakat dimana Anda tinggal? Bagaimana Anda sebagai seorang guru akan menggunakannya untuk membantu Anda dalam pengambilan keputusan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REFLEKSI TERBIMBING MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita tentunya tak akan pernah lepas dari pengambilan-pengambilan keputusan yang berkenaan dengan tugas dan fungsi kita sebagai pendidik. Terkadang dalam pengambilan keputusan kita akan dihadapkan kedalam dilema etika yang memaksa kita untuk mengkaji lebih jauh keputusan yang kita ambil dengan menggunakan paradigma apa yang kita akan gunakan dalam menentukan pilihan, bagaimana cara kita berfikir dalam pengambilan keputusan tersebut serta kita juga perlu melakukan pengujian atas keputusan yang akan kita ambil. Secara umum, saya memahami bahwa dalam paradigma dilema etika (benar lawan benar) ada dikenal 4 pertentangan nilai kebenaran yakni individu lawan masyarakat (kepentingan pribadi lawan kepentingan orang banyak), rasa keadilan lawan rasa kasihan (dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya berlandaskan rasa kasihan dan kasih sayang), kebenaran lawan kesetiaan (Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia/bertanggung jawab kepada orang lain), serta Jangka pendek lawan jangka panjang (kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang). Dalam menentukan pola pikir untuk penentuan keputusan terdapat 3 acuan sebagai sebuah prinsip pengambilan keputusan yakni berfikir berdasarkan hasil akhir (mengutamakan kepentingan dan pemenuhan kebutuhan orang banyak), berfikir berdasarkan peraturan (mengacu pada aturan, norma etika serta hukum yang berlaku universal) serta berfikir berdasarkan rasa peduli (mengedepankan rasa empati, kasih sayang dan mengedepankan nilai moral). Untuk mematangkan keputusan yang akan diambil dapat dilakukan pengujian terhadap keputusan dengan menerapkan 9 langkah pengujian. Dari pengujian ini mungkin saja akan muncul opsi lain yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab sehingga keputusan yang akan diambil dapat berdampak pada murid dan dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam ruang kolaborasi yang telah dilewati, hal-hal diatas telah dilakukan untuk menganalisis kasus yang memang kami alami. Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut ternyata mampu memunculkan pilihan keputusan yang tak terduga sebelumnya. Keputusan tersebut muncul dalam opsi trilema setelah menentukan fakta-fakta yang muncul dalam dilema tersebut. Dari gambaran tersebut memanglah sangat penting untuk mempelajari modul ini sehingga dihasilkan suatu keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab.

Sebelum mempelajari modul ini, tentunya saya belum paham bagaimana menghadapi dilema etika maupun bujukan moral yang tepat sehingga diambil keputusan yang tepat. Pada kondisi tersebut, saya lebih cenderung mengandalkan intuisi untuk menentukan keputusan. Terkadang keputusan yang diambil juga lebih terkesan tergesa-gesa dan bahkan terlalu berfikir berdasarkan aturan-aturan dan kurang mengedepankan nilai-nilai kebajikan yang juga penting untuk diperhatikan dalam pengambilan keputusan.

Dari gambaran tersebut, saya berpandangan bahwa materi dalam modul ini sangat penting untuk dipahami agar kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat mengambil keputusan yang bijaksana dengan memperhatikan nilai-nilai etika universal di lingkungan kita serta situasi kondisi saat keputusan tersebut akan diambil. Dengan demikian keputusan yang berdampak pada murid dan bertanggung jawab dapat kita tentukan dan laksanakan.

Dalam pengambilan keputusan selain dari konsep-konsep tersebut tentunya adalah kematangan emosi dan kepekaan sosial juga sangat dipentingkan. Dengan pengalaman-pengalaman dalam penentuan keputusan saya rasa akan mematangkan kita terkait dengan hal tersebut. Terkadang kita dalam mengambil keputusan mungkin akan bertindak terlalu emosional karena situasi sehingga keputusan yang diambil terkesan tergesa-gesa. Begitu pula kemampuan untuk membaca situasi dan kondisi sosial dilingkungan sekitar juga sangat penting sehingga kita dapat mengenali nilai-nilai etika di lingkungan kerja kita serta kondisi-kondisi yang harus kita perhatikan dalam mengambil sebuah keputusan. Selain itu tindakan reflektif juga sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.

Ada satu nilai kebajikan yang dapat dikatakan sebagai sebuah kearifan lokal yang menurut saya bisa dijadikan pola pikir dalam pengambilan sebuah keputusan yakni “Tat Twam Asi” yang memiliki makna aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Menurut saya pola fikir ini mengajak kita memandang segala sesuatu tidak berdasarkan rasa ego tetapi mengedepankan rasa peduli, saling mengerti dan menghargai sehingga keputusan yang kita akan ambil dapat berdampak baik kepada semua orang yang berimplikasi terhadap dilema yang kita hadapi. Nilai ini akan mendukung dan menguatkan prinsip pengambilan keputusan yang akan membawa kebada nilai kebajikan berlandaskan rasa kepedulian dan kasih sayang.

0 comments:

Post a Comment