DISQUS SHORTNAME

Pembelajaran Kimia kelas XI

Senyawa organik mengandung atom karbon dalam molekulnya. Atom karbon memiliki beberapa sifat khas sehingga memiliki kelimpahan yang besar di alam. Yuk kepoin aeperti apa penjelasannya.

Kegiatan Pembelajaran 2

Senyawa Hidrokarbon dapat dibedakan menjadi alkana, alkena dan alkuna. Ingin tahu seperti apa bedanya dan bagaimana cara pemberian namanya? Yuk di cek!.

Modul 1.1 PGP Angkatan 3

Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara.

Sunday, December 5, 2021

PENGERTIAN LARUTAN ASAM BASA

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai senyawa asam dan basa, seperti aspirin dan obat maag cair, walaupun banyak orang yang tidak mengetahui nama kimianya asam asetilsalisilat (aspirin) dan magnesium hidroksida (obat maag cair). Di samping sebagai bahan dasar dari produk rumah tangga dan obat obatan, kimia asam-basa berperan penting dalam proses industri dan sangat diperlukan dalam mempertahankan sistem biologis.


Sifat Senyawa Asama

Istilah asam berasal dari bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka. Zat yang bersifat asam antara lain : asam khlorida (HCI), air aki (asam sulfat) dan pembersih porselin, jeruk, lemon, dll.

Secara umum senyawa basa memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1.    Senyawa asam memiliki rasa masam.

2.    Dapat merubah warna indikator misalnya kertas lamus biru menjadi merah.

3.    Bersifat korosif terhadap logam.

4.    Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hydrogen (H+).

5.    Memiliki nilai pH (derajat keasaman) kurang dari 7. Semakin kecil nilai pH suatu zat maka semakin kuat sifat keasamannya.

6.    Larutan asam dalam air menghantarkan arus listrik.

 

Sifat senyawa basa

Istilah basa berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Zat yang bersifat basa antara lain: Natrium Hidroksida (NaOH), Kalium Hidroksida (KOH), pasta gigi dan sabun.

Secara umum senyawa asam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.    Basa memiliki rasa pahit.

2.    Basa terasa licin; misalnya, sabun yang mengandung basa memiliki sifat ini.

3.    Dapat merubah warna indikator kertas lakmus merah menjadi biru.

4.    Bersifat kaustik artinya dapat merusak kulit

5.    Jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH)

6.    Memiliki pH lebih dari 7. Semakin besar nilah pH suatu zat maka semakin kuat derajat kebasaanya.




Teori Asam Basa

Dalam kehidupan sehari-hari, senyawa asam dan basa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Seperti ditemukan dalam tubuh makhluk hidup, makanan, obat-obatan, produk rumah tangga, pertanian maupun bahan baku industri. Berikut ini adalah gambar-gambar kegunaan asam dan basa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari:


Berdasarkan gambar-gambar tersebut, tahukah kalian apa pengertian dari senyawa asam-basa? Bagaimana cara membedakannya?. Untuk mengetahuinya, kalian akan mempelajari pada bab ini.

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin “acetum” yang berarti cuka, karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Adapun basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Hingga saat ini, ada tiga pengertian asam-basa yang dikemukakan oleh empat ilmuwan. Mereka adalah Svante Arrhenius, Johannes Bronsted, Thomas Lowry, dan Gilbert Newton Lewis. Namun, pada pembahasan kali, hanya akan dibahas tentang teori asam-basa menurut Svante Arrhenius.


1

Teori Asam-Basa Arrhenius

Tahun 1884, ilmuwan Swedia bernama Svante Arrhenius mengemukakan pengertian asam-basa berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+), sedangkan basa adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan reaksi ini:

Berdasarkan persamaan reaksi, berikut beberapa contoh dari senyawa asam-basa menurut Arrhenius dan reaksi ionisasinya.

Berdasarkan tabel tersebut, kalian dapat mengetahui bahwa jumlah ion H+ dan OH- yang dihasilkan dalam reaksi ionisasi berbeda-beda, tergantung pada jumlah ion pengikatnya. Berdasarkan jumlah ion H+ (untuk asam) dan OH- (untuk basa) yang dihasilkan oleh reaksi ionisasi, senyawa asam-basa dapat dikelompokkan menjadi asam-basa monoprotik dan poliprotik.



2

Teori Asam-Basa Bronsted Lowry

Teori Arrhenius ternyata hanya berlaku pada larutan dalam air. Teori ini tidak dapat menjelaskan fenomena pada reaksi tanpa pelarut atau dengan pelarut bukan air. Johannes Bronsted dan Thomas Lowry pada tahun 1923, menggunakan asumsi sederhana yaitu: Asam memberikan ion H+ pada ion atau molekul lainnya, yang bertindak sebagai basa. Contoh, disosiasi air, melibatkan pemindahan ion H+ dari molekul air yang satu dengan molekul air yang lainnya untuk membentuk ion H3O+ dan OH-.


Reaksi antara HCl dan air menjadi dasar untuk memahami definisi asam dan basa menurut Brønsted-Lowry. Menurut teori ini, ketika sebuah ion H+ ditransfer dari HCl ke molekul air, HCl tidak  berdisosiasi dalam air membentuk ion H+ dan Cl-. Tetapi, ion H+ ditransfer dari HCl ke molekul air untuk membentuk ion H3O+, seperti berikut ini.

Sebagai sebuah proton, ion H+ memiliki ukuran yang lebih kecil dari atom yang terkecil, sehingga tertarik ke arah yang memiliki muatan negatif yang ada dalam larutan. Maka, H+ yang terbentuk dalam larutan encer, terikat pada molekul air. Model Brønsted, yang menyebutkan bahwa ion H+ ditransfer dari satu ion atau molekul ke yang lainnya, ini lebih masuk akal daripada teori Arrhenius yang menganggap bahwa ion H+ ada dalam larutan encer.

Dari pandangan model Brønsted, reaksi antara asam dan basa selalu melibatkan pemindahan ion H+ dari donor proton ke akseptor proton. Asam bisa merupakan molekul yang netral.




Pasangan asam-basa konjugasi

Reaksi antara asam dan basa Bronsted_Lowry disebut pertukaran proton. Jika asam disimbolkan sebagai HA dan basa disimbolkan sebagai B, maka reaksi umum asam-basa ini adalah:

Skema reaksi dapat dilihat pada persamaan berikut:


Reaksi ke kanan, NH3 menerima proton dari H2O. Jadi, NH3 adalah basa dan H2O adalah asam. Pada reaksi kebalikannya, NH4+ donor proton terhadap OH. Oleh sebab itu, ion NH4+ adalah asam dan ion OH adalah basa. Spesi NH3 dan NH4+ berbeda dalam hal jumlah protonnya. NH3 menjadi ion NH4+ melalui pengikatan proton, sedangkan ion NH4+ menjadi NH3 melalui pelepasan proton. Spesi NH4+ dan NH3 seperti ini dinamakan pasangan konjugat asam basa.

Pasangan konjugat asam basa terdiri atas dua spesi yang terlibat dalam reaksi asam basa, satu asam dan satu basa yang dibedakan oleh penerimaan dan pelepasan proton. Asam pada pasangan itu dinamakan asam konjugat dari basa, sedangkan basa adalah basa konjugat dari asam. Jadi, NH4+ adalah asam konjugat dari NH3 dan NH3 adalah basa konjugat dari NH4+.

Teori asam basa terus berkembang dari waktu ke waktu. Pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis , mengemukakan teorinya tentang asam basa berdasarkan serah terima pasangan elektron.  Lewis  berpendapat asam adalah partikel (ion atau molekul) yang dapat menerima (akseptor) pasangan elektron. Sedangkan basa didefinisikan sebagai partikel (ion atau molekul) yang memberi (donor) pasangan elektron.

Reaksi asam basa menurut  Lewis  berkaitan dengan pasangan elektron yang terjadi pada ikatan kovalen koordinasi. Perhatikan reaksi di bawah ini.


Pada reaksi antara H+ dan NH3, H+ bertindak sebagai asam, sedangkan NH3 bertindak sebagai basa.

Teori asam basa  Lewis  lebih luas daripada teori asam basa Arrhenius dan teori asam basa  Bronsted-Lowry. Hal ini disebabkan:

  1. Teori  Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut air, pelarut selain air, bahkan tanpa pelarut.
  2. Teori  Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa tanpa melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara NH3 dengan H+


Penentuan Sifat Asam Basa

Untuk dapat menentukan sifat asam basa dari suatu larutan kita dapat menggunakan suatu alat yang disebut dengan indikator. Indikator tersebut terdapat dalam berbagai macam bentuk dan wujud seperti kertas lakmus, indikator universal, Phenol Ptialin, Metilen biru dan lain sebagainya.

Indikator asam basa yang paling sederhana dan sering digunakan untuk menentukan sifat asam basa suatu larutan adalah kertas lakmus. Kertas lakmus terdapat dua jenis yakni lakmus merah dan lakmus biru. Apabila lakmus merah dimasukkan kedalam larutan asam maka warnanya tetap merah dan apabila dimasukkan kedalam larutan basa akan menjadi berwarna biru. Sedangkan apabila lakmus biru dimasukkan kedalam larutan asam maka akan berwarna merah dan pada larutan basa akan berwarna biru.

Untuk dapat memahaminya lebih lanjut simaklah video berikut.









CONTOH JURNAL REFLEKSI (TEKNIK COACHING)

Kini saya sudah sampai pada modul terakhir pada paket modul 2. Teknik Coaching menjadi pamungkas pada paket modul ini. Dalam teknik Coaching ini saya belajar banyak tentang komunikasi yang dapat menguatkan kekuatan kodrat siswa serta mengajak siswa untuk dapat mengatasi masalahnya dengan kekuatan kodrat mereka sendiri. Seorang Coach hanyalah "penuntun" bukan pemberi dan pendamping.

Nah pada kesempatan ini saya akan membagikan Jurnal Refleksi Mingguan saya, dimana dalam jurnal ini saya juga ingin menyampaikan doa yang mendalam bagi sahabat, saudara kita yang terdampak erupsi gunung Semeru, khususnya Bapak Fasilitator kami yang ada di Lumajang, semoga semuanya diberi keselamatan, kesehatan serta ketabahan dalam menghadapi bencana ini.



Friday, November 26, 2021

CATATAN SIPENGGERAK: MINDFULNESS

Setelah memahami Pembelajaran Sossial Emosional, selanjutnya kita mencoba mengenal konsep Mindfulness. Lalu, apa itu mindfulnessKesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness). Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity) dan kebaikan hati (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan. 

Kesadaran penuh (mindfulness) muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan dengan pikiran terbuka, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Misalnya, seorang anak yang terlihat asyik bermain peran dengan menggunakan boneka tanpa terganggu oleh suara sekitarnya, murid yang sedang memainkan musik, menulis jurnal,  menikmati alur cerita dalam bacaan, menikmati segelas teh hangat, atau menikmati pemandangan matahari terbenam, atau guru yang sedang mendengarkan murid dengan penuh perhatian.  Intinya adalah adanya perhatian yang dilakukan secara sadar dengan dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan.

Latihan berkesadaran penuh (mindfulness) menjadi sangat relevan dan penting bagi siapapun untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan bahagia dan optimal. Ini termasuk bagi pendidik, murid bahkan juga untuk orangtua. Latihan tersebut sebenarnya sudah banyak diterapkan dalam pendidikan kita sejak lama. Misalnya, mengajak murid untuk hening dan berdoa sebelum memulai pelajaran, mendengarkan cerita, menghayati keindahan alam, berolah-seni maupun berolahraga, dan lain sebagainya.

Pada tahun 2011, The Hawn Foundation bekerjasama dengan Columbia University mengembangkan sebuah kurikulum yang disebut ‘the MindUp Curriculum’. Sebuah kurikulum yang ditujukan untuk tingkat Pra Sekolah sampai kelas 8. The Mindup Curriculum adalah kurikulum pembelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran sosial dan emosional (social and emotional awareness), meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well-being), dan keberhasilan akademik yang berbasis penelitian dan praktik kelas (www.thehawnfoundation.org).

Sejak tahun 2019, sebanyak 370 sekolah negeri di seluruh Inggris mengadopsi mindfulness dalam kurikulumnya. Di Indonesia, penerapan mindfulness dalam kurikulum juga sudah diterapkan dalam berbagai institusi pendidikan. Salah   satu sekolah di Jakarta secara khusus memasukkan mindfulness dalam kurikulum pendidikan TK hingga Kelas 12. Murid-murid di sekolah tersebut melaporkan bahwa mindfulness  membantu mereka dalam proses pembelajaran (Kompas, 27 Juli 2019). 


Kesadaran Penuh (Mindfulness)  dan Cara Kerja Otak

Bapak/Ibu CGP, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa di dalam kondisi berkesadaran penuh, terjadi perubahan fisiologis seperti meluasnya area otak yang terutama berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stres, dan munculnya perasaan tenang dan stabil (Kabat-Zinn, 2013, hal. 37). Dengan latihan berkesadaran penuh, maka seseorang dapat menumbuhkan perasaan yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, yang akan berpengaruh pada keputusan yang lebih responsif dan reflektif.

Video berikut ini menjelaskan bagaimana cara kerja otak dan mekanisme perubahan yang terjadi pada otak saat melakukan latihan berkesadaran penuh (mindfulness), serta dampak positif dari latihan berkesadaran penuh (Mindfulness and How the Brain Works)

Sebelum menonton, untuk membantu memahami video tersebut dengan baik, bacalah terlebih dahulu beberapa pertanyaan berikut: (1) Tuliskan sebanyak mungkin fakta yang sudah Anda pelajari dan pahami tentang latihan berkesadaran penuh (mindfulness)!; (2) Jelaskan hubungan kerja bagian otak prefrontal (disebut otak luhur dalam modul 1.3) dan latihan berkesadaran penuh (mindfulness)!; (3) Menurut Anda, bagaimana latihan berkesadaran penuh (mindfulness) dapat bermanfaat bagi Anda?; dan (4) Setelah Anda memahami manfaat latihan berkesadaran penuh (mindfulness), gambarkanlah sebuah situasi yang merefleksikan bahwa kemampuan tersebut akan bermanfaat bagi Anda dalam menghadapi suatu situasi sosial yang menantang dalam menjalankan peran sebagai pendidik! Berikan penjelasan.



Berdasarkan penjelasan video “Mindfulness dan Cara Kerja Otak”, kesadaran penuh (mindfulness) dapat dilatih dan ditumbuhkan. Artinya, kita dapat melatih kemampuan untuk memberikan perhatian yang berkualitas pada apa yang kita lakukan. Kegiatan-kegiatan seperti latihan menyadari napas (mindful breathing); latihan bergerak sadar (mindful movement), yaitu bergerak yang disertai kesadaran tentang intensi dan tujuan gerakan; latihan berjalan sadar (mindful walking) dengan menyadari gerakan tubuh saat berjalan, dan berbagai kegiatan sehari-hari yang mengasah indera (sharpening the senses) dengan melibatkan mata, telinga, hidung, indera perasa, sensori di ujung jari, dan sensori peraba kita.  Kegiatan-kegiatan di atas seperti bernapas dengan sadar, bergerak dengan sadar, berjalan dengan sadar dan menyadari seluruh tubuh dengan sadar juga dapat diawali dengan cara yang paling sederhana yaitu dengan menyadari napas.

Mengapa menyadari napas?  Karena napas adalah jangkar yang dimiliki setiap orang untuk berada di sini dan masa sekarang (here and now). Pikiran kita merupakan bagian diri kita yang seringkali sulit dikendalikan. Seorang ilmuwan dan filsuf bernama Deepak Chopra dalam website pribadinya menyebutkan bahwa manusia memiliki 60.000-80.000 pikiran dalam sehari. Bayangkan betapa sibuknya pikiran kita. Karena sangat cair, pikiran dapat bergerak ke masa depan dan menimbulkan perasaan khawatir. Pikiran juga dapat bergerak ke masa lalu yang seringkali menimbulkan perasaan menyesal. Pikiran berada dalam situasi terbaiknya jika ia fokus situasi saat ini dan masa sekarang,  Cara termudah untuk membuat pikiran dan perasaan Anda berada pada saat ini dan masa sekarang adalah dengan menyadari napas.  Selain itu, kegiatan menyadari napas juga juga paling mudah dilakukan karena dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, dan tidak membutuhkan alat bantu apapun kecuali napas Anda.


 

Thursday, November 11, 2021

CATATAN SIPENGGERAK: MATERI MODUL 2.2, PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Bapak Ibu CGP hebat, kali ini kita telah sampai pada modul 2.2 dengan materi tentang Pembelajaran Sosial Emosional. Pada modul ini kita diharapkan mampu mengelola aspek sosial dan emosional dalam berperan  sebagai guru, serta menerapkan pembelajaran sosial  dan emosional  dalam  lingkup kelas, lingkungan sekolah, dan komunitas. 

Pembelajaran Sosial dan Emosional yang ditujukan untuk jenjang pendidikan usia dini hingga menengah ini dikembangkan pada tahun 1994 oleh sekelompok pendidik, peneliti, dan pendamping anak (salah satunya adalah Psikolog Daniel Goleman, pencetus teori Kecerdasan Emosi).  Kerangka Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis penelitian ini bertujuan untuk mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi secara lebih baik antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah.

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuanketerampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosionalAda lima hal yang menjadi tujuan dari pembelajaran sosial dan emosional ini, yakni:

  1. memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri)
  2. menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
  3. merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
  4. membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)
  5. membuat keputusan yang bertanggung jawab.  (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Dalam mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional (PSE) dapat dilakukan dengan empat cara. Keempat cara tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE)  secara spesifik dan eksplisit
  2. Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid
  3. Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid
  4. Mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.
Dalam penerapannya, PSE dapat dilakukan dengan pendekatan-pendekatan. Salah satu pendekatan yang dapat menjadi langkah dalam menerapkan PSE adalah dengan pendekatan SEL (social-emotional learning). SEL atau pembelajaran sosial dan emosi adalah istilah yang dikenal dalam dunia pendidikan di Barat (terutama Amerika dan Eropa) sejak 1990-an. SEL adalah proses mengembangkan kemampuan (skills), sikap (attitude), dan nilai yang diperlukan untuk mendapatkan kemampuan sosial dan emosi. Melalui SEL, anak dan orang dewasa belajar mengenali dan mengelola emosi, perhatian kepada orang lain, membuat keputusan yang baik, berperilaku etis dan bertanggung jawab, mengembangkan relasi positif, serta mencegah atau menghindari perilaku negatif. Pendidikan sosial dan emosional dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan sikap, perilaku, dan pemahaman (cognition) untuk menjadikan mereka sehat dan mampu dalam dimensi sosial, emosi, dan akademik serta fisik.
Istilah ini merujuk pada kemampuan mengelola aspek-aspek sosial dan emosi dari kehidupan seseorang termasuk kesadaran diri (self-awareness), kendali hawa nafsu, bekerja sama, perhatian terhadap dirinya dan orang lain. Pendekatan ini mengintegrasikan 4 elemen yang diwakilkan dengan akronim SAFE. Keempat elemen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
  1. Sequential/berurutan:   Aktivitas yang terhubung dan terkoordinasi untuk mendorong pengembangan keterampilan
  2. Active/aktif: bentuk Pembelajaran Aktif yang melibatkan murid untuk menguasai keterampilan dan sikap baru
  3. Focused/fokus: ada unsur pengembangan keterampilan sosial maupun  personal
  4. Explicit/eksplisit: tertuju pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional tertentu secara eksplisit.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang SEL dapat disimak video berikut:

Apakah Pembelajaran Sosial-Emosional? 
Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) adalah hal yang sangat penting. Pembelajaran ini berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, juga untuk mengajarkan mereka menjadi orang yang berkarakter baik. PSE mencoba untuk memberikan keseimbangan pada individu dan mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan untuk dapat menjadi sukses. Bagaimana kita sebagai pendidik dapat menggabungkan itu semua dalam pembelajaran sehingga anak-anak dapat belajar menempatkan diri secara efektif dalam konteks lingkungan dan dunia. Pandangan lama menyatakan bahwa pengetahuan adalah informasi yang dapat ditransfer ke otak seperti mesin mekanis. Yang benar adalah, pengetahuan bersifat konstruktif; semua proses pembelajaran bersifat saling berhubungan; emosi menarik perhatian, dan perhatian mendorong terjadinya proses belajar. PSE adalah mengenai bagaimana kita menjalankan sekolah. Pembelajaran sosial-emosional adalah tentang pengalaman apa yang akan dialami siswa, apa yang dipelajari siswa dan bagaimana guru mengajar. Kita dapat merancang bagaimana sekolah dan ruangan kelasnya, bagaimana waktu belajar, ruangruangan yang ada di sekolah, hubungan dengan komunitas sekolah dan keluarga dan yang lainnya sebagai tempat pertukaran pengetahuan, pengetahuan tentang dunia; pengetahuan tentang diri sendiri dan pengetahuan tentang orang lain yang berinteraksi dengan kita. Pengalamanpengalaman tersebut membantu siswa memahami diri mereka sendiri dan orang lain. Dengan demikian kita berbicara tentang anak secara utuh. Apakah anak kita memiliki kesadaran diri, apakah mereka memiliki pemahaman kesadaran sosial, apakah mereka mampu mengambil keputusan yang baik dan bertanggung jawab. Baru setelah itu, kita membahas mengenai konteks akademis dan semua keterampilan-keterampilan penting yang kita butuhkan untuk dapat berhasil dalam hidup. Anak belajar saat hati mereka terbuka, terhubung dengan lingkungan sekitar serta adanya tujuan. Belajar adalah anugerah. Melalui pembelajaran sosial-emosional, kita menciptakan kondisi yang mengizinkan semua anak mengakses anugerah tersebut. 


Monday, November 1, 2021

CATATAN SIPENGGERAK: REFLEKSI PEMBELAJARAN BERDIFRENSIASI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR SISWA

 REFLEKSI TERBIMBING 

PEMBELAJARAN BERDIFRENSIASI 

DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR SISWA

Oleh: Kd. Dwija Negara

 

 

 

 

1.    Dari apa yang sudah Anda pelajari, materi apa yang menurut Anda dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran di kelas Anda?

Tanggapan:

Selama ini saya pernah mencoba memetakan minat dan gaya belajar siswa secara otodidak sebatas pengetahuan saya yang pernah saya pelajari ketika kegiatan PPG dengan menggunakan angket. Namun saya belum mampu untuk memetakan kesiapan belajar siswa apalagi dalam mengkategorikannya serta memetakannya. Dengan apa yang saya pelajari dalam modul ini saya lebih memahami tentang pemetaan kebutuhan belajar siswa khususnya pada aspek kesiapan belajar. Dengan mempelajari modul ini saya mendapatkan pemahaman mengenai memetakan kebutuhan belajar murid dengan berbagai cara yang telah disajikan dalam modul, baik melalui wawancara/diskusi, observasi, maupun dengan menggunakan instrumen. Menurut saya hal ini merupakan wujud nyata dari penerapan pembelajaran yang berpihak pada murid. Materi lain yang menurut saya sangat membantu yakni tentang teknik pendifrensiasian konten, proses dan produk. Dengan video yang diberikan, saya mendapatkan pemahaman  bagaimana mendifrensiasikan pembelajaran dengan tiga strategi tersebut sehingga kebutuhan belajar siswa secara individu dapat terpenuhi.

 

2.    Apa yang menurut Anda sulit untuk diterapkan? Mengapa menurut Anda hal tersebut sulit diterapkan?

Tanggapan:

Hal yang bagi saya sulit untuk dilakukan adalah dalam mendifrensiasikan konten jika dipandang dari pemenuhan kesiapan belajar. Saya belum memahami lebih jauh bagaimana membuat media atau bahan ajar yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa sesuai dengan variasi struktur. Hal lain dari dampak tersebut adalah dalam difrensiasi proses selama PTMT saya akan mendapatkan kesulitan dalam memberikan dukungan kepada kelompok siswa yang belum berkembang dan mulai berkembang. Hal ini tentunya akan sulit dilakukan selama PTMT.

 

3.    Jika Anda harus menerapkan hal yang sulit tersebut, dukungan Apa yang Anda perlukan? Kemana atau bagaimana Anda akan dapat mengakses dukungan tersebut.

Tanggapan:

Dalam hal ini saya memerlukan dukungan dari pihak manajemen sekolah, rekan guru serumpun, orang tua siswa serta yang terpenting adalah dukungan siswa dikelas yang saya ajarkan. Dalam hal ini saya ingin menerapkan pembelajaran Blended Learning khususnya dengan pendekatan kelas terbalik sehingga saya membutuhkan dukungan dari manajemen sekolah dalam hal perizinan. Dukungan yang saya harapkan dari rekan sejawat yakni sharing bahan ajar, media dan masukan-masukan produktif sehingga kesulitan saya dalam mendifrensiasikan konsep yang bervariasi secara struktur dapat diatasi. Karena saya menerapkan pembelajaran kelas terbalik, tentunya dukungan dari orang tua juga sangat saya perlukan. Dalam hal ini saya membutuhkan dukungan orang tua untuk memberikan waktu yang lebih leluasa kepada anak untuk mengakses pembelajaran dirumah, khususnya bagi siswa yang menggunakan gadget bersama-sama dengan saudara ataupun orang tua.