DISQUS SHORTNAME

Pembelajaran Kimia kelas XI

Senyawa organik mengandung atom karbon dalam molekulnya. Atom karbon memiliki beberapa sifat khas sehingga memiliki kelimpahan yang besar di alam. Yuk kepoin aeperti apa penjelasannya.

Kegiatan Pembelajaran 2

Senyawa Hidrokarbon dapat dibedakan menjadi alkana, alkena dan alkuna. Ingin tahu seperti apa bedanya dan bagaimana cara pemberian namanya? Yuk di cek!.

Modul 1.1 PGP Angkatan 3

Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara.

Thursday, March 10, 2022

KONEKSI ANTAR MATERI PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

KONEKSI ANTAR MATERI

PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA


A. Sintesis Berbagai Materi

Maksud pendidikan itu adalah menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.”

 

Dalam mewujudkan pendidikan yang menuntun kekuatan kodrat anak menuju selamat dan bahagia dibutuhkan pemimpin pembelajaran yang mampu mengelola sumber daya yang ada di sekolah dan lingkungan sekolah. Seperti halnya dalam pandangan KHD tentang pendidikan, sumber daya adalah “kekuatan” yang dimiliki sekolah untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut. Sebuah kekuatan/potensi yang tercermin dalam modal/aset tersebut tidak akan berdaya guna apabila tidak dikelola. Pengelolaan tersebut membutuhkan pemahaman dan cara pandang yang berbasis kekuatan sehingga semua modal dapat berdaya guna. Cara pandang yang berbasis kekuatan akan membawa vibrasi positif dalam pengelolaan ekosistem sekolah dibandingkan dengan pemikiran yang berbasis masalah. Hal ini diakibatkan karena akan membawa sikap optimis dan apresiatif terhadap apa yang ada dilingkungan kita.

Untuk mengelola sumber daya tersebut dalam pembelajaran maka seorang pemimpin pembelajaran haruslah mampu mengambil keputusan yang tepat sehingga “Maksud pendidikan” tersebut dapat terwujud. Pemimpin pembelajaran sebagai nahkoda yang menentukan arah pemberdayaan kekuatan/aset yang dimiliki. Kekuatan/aset tersebut akan sangat bermanfaat bagi jalannya pembelajaran yang mengacu pada maksud pendidikan tersebut. Semakin besar aset sebagai sebuah kekuatan maka semakin besar pula peran pemimpin pembelajaran dalam mengelolanya. Dapat dikatakan bahwa, seiring kekuatan yang besar akan datang tanggung jawab yang besar.

Sebagai pemimpin dalam pembelajaran dan pengelola aset yang bijak, maka selayaknya menuntun laku siswa dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka. Salah satu teknik yang dapat diterapkan dalam menuntun mereka sebagai anak adalah dengan menerapkan teknik coaching. Kita harus mengingat bahwa siswa adalah salah satu aset/modal dalam komunitas sehingga ketika kita telah menuntun kekuatan kodrat mereka maka kita telah mengambil peran sebagai pemimpin dalam pengelolaan aset.

Lalu, apa hubungan antara pengelolaan sumber daya dengan kualitas pembelajaran yang lebih baik? Saya teringat sebuah cerita fiksi anak-anak yakni cerita anime Naruto. Naruto diceritakan sebagai tokoh yang memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi seorang hokage (pemimpin desa) akan tetapi ia kurang cakap dalam melatih potensi dirinya. Beruntung ia bertemu dengan banyak karakter yang dapat menuntunnya untuk dapat memanfaatkan potensinya tersebut hingga ia menjadi pahlawan di desanya dan akhirnya menjadi hokage yang sangat di hormati. Dari cerita tersebut saya mengambil benang merah bahwa potensi yang besar perlu dikelola dengan baik sehingga dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat, sama halnya dalam lingkungan sekolah. Ketika sekolah memiliki lingkungan yang asri dan memiliki keanekaragaman vegetasi maka hal tersebut perlu dikelola untuk menunjang pembelajaran. Kita dapat memanfaatkan lingkungan untuk mengenalkan materi pembelajaran secara kontekstual. Sebagai contoh dalam pembelajaran kimia, yakni dalam pembuatan indikator alami dengan bahan alam. Kita bisa ajak anak-anak kita berkeliling dan mencoba beberapa bunga, daun atau umbi-umbian dilingkungan kita untuk dimanfaatkan menjadi indikator alami asam basa. Nah dengan demikian, pemebalajaran yang kita rancang dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar merupakan salah satu bentuk kongkrit dari pengelolaan aset yang berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Dari contoh diatas, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya ada keterkaitan antara materi-materi pada modul sebelumnya dengan modul 3.2. Dalam memutuskan suatu program yang memberdayakan aset, kita perlu memahami bagaimana menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang dapat mengambil keputusan secara bijaksana, berpihak pada murid dan mengedepankan kepentingan umum. Untuk menggali potensi sumber daya yang ada dan merancang program tersebut, pendekatan Inkuiri Apresiatif model BAGJA  dapat dijadikan acuan. Dengan pendekatan ini kita akan selalu berfikir optimis dan positif. Ketika menerapkan program tersebut dalam pembelajaran, kita tentunya akan menemukan kendala-kendala yang dihadapi siswa. Untuk keluar dari kendala tersebut kita perlu menerapkan teknik coaching untuk menuntun mereka. Kita juga perlu melakukan tindalan reflektif agar program yang telah berjalan akan lebih baik dikemudian hari. Hal ini juga sejalan dengan nilai yang kita miliki sebagai seorang Calon Guru Penggerak.

Sekarang sudah jelas bahwa dengan mempelajari modul ini akan terjadi perubahan paradigma dalam diri kita tentang memandang suatu keadaan dari berbasis masalah menjadi berbasis aset. Kita tidak lagi semata-mata memandang apa yang kurang dan perlu diperbaiki dalam ekosistem sekolah, tetapi kita berpandangan bahwa semua yang kita miliki akan bermanfaat dalam pengembangan ekosistem disekolah kita. Hal ini akan membuat kita selalu berfikir positif dan apresiatif terhadap apa yang ada dilingkungan sekolah kita.

 

B. Rancangan Tindakan

Setelah mempelajari modul ini, rancangan tindakan yang dapat diambil melihat sumber daya di lingkungan sekolah saya adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai laboratorium dalam pembelajaran kimia. Prakarsa  ini dilakukan mengingat lingkungan sekolah saya yang asri dan memiliki berbagai vegetasi yang dapat dimanfaatkan dalam mempelajari konsep-konsep kimia bahan alam.

Dengan menerapkan prakarsa ini harapannya adalah pembelajaran kimia menjadi kontekstual dan siswa juga dapat secara langsung mengenal bahan-bahan alam di sekitar sekolah yang dapat menunjang pembelajaran kimi. Lalu, bagaimana rancangan prakarsa tersebut dengan menerapkan pendekatan Inkuiri Apresiatif model BAGJA? Mari kita simak bersama dalam paparan dibawah ini.  

  

Saturday, February 26, 2022

Saturday, February 19, 2022

CONTOH JURNAL REFLEKSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 Halo sahabat CGP, kali ini saya akan membagikan hasil jurnal refleksi mingguan saya. Kini saya telah menginjak pada minggu ke-19 dari perjalanan panjang PGP. nah, pada minggu ini saya melewati beberapa kegiatan seperti Demonstrasi Kontekstual, Koneksi Antar Materi serta Elaborasi Pemahaman. Banyak hal menarik yang saya dapatkan pada minggu ini. Lalu apa saja yang saya tampilkan pada jurnal refleksi mingguan kali ini? mari kita simak bersama-sama.



Friday, February 18, 2022

KONEKSI ANTAR MATERI PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

KONEKSI ANTAR MATERI 

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Oleh: Kd. Dwija Negara

CGP Angkatan 3 Kabupaten Klungkung

 

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang 

berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Kutipan diatas mengisyaratkan bahwa dalam pendidikan hendaknya bukan hanya memberikan pengajaran terkait keilmuan saja. Pendidikan yang bertanggung jawab akan memberikan bekal kehidupan untuk dapat membedakan baik buruk, benar salah sebagai landasan dalam berlaku dalam kehidupannya. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sangatlah penting dalam menentukan arah pendidikan agar tercipta pembelajaran yang berharga. Dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada anak maka nilai-nilai kebajikan yang berlaku didalam lingkungan sekolah perlu menjadi acuan. Selain itu, prinsip-prinsip pengambilan keputusan perlu dipahami agar dapat menanggulangi dilemma yang kerap muncul dalam situasi pengambilan keputusan.

Dari gambaran tersebut, dapat terlihat bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya berpegang tegung pada nilai dan prinsip pengambilan keputusan tersebut. Mengapa demikian? Tentunya agar segala keputusan yang kita ambil dapat dipertanggung jawabkan dan tentunya berpihak pada murid. Hal tersebut sebagai sebuah kontribusi seorang pendidik dalam proses pembelajaran siswa yang memerdekakan murid serta berpihak pada apa yang dibutuhkan oleh murid.

Lalu, bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?. Nah tentu kita masih ingat bahwa seorang guru layaknya petani yang menumbuhkan benih dalam ladangnya hingga tumbuh berkembang tanaman tersebut dengan sempurna sesuai dengan kodratnya. Untuk menumbuhkan benih jagung, seorang petani harus mampu memutuskan kapan waktu siram, kapan waktu pupuk dan kapan perlu disiangi. Bukan hanya itu, petanipun harus mampu menentukan jenis pupuk yang tepat digunakan pada usia tanam tertentu serta menentukan waktu pemupukan yang baik. Terkadang, seorang petani dihadapkan pada dilema ketika beberapa hama menyerang. Apakah penggerek batang yang dihalau terlebih dahulu, ataukah gulma yang mulai menjalar merebut nutrisi? Lalu, adakah opsi lain yang mungkin untuk menghalau keduanya bersamaan? Pengujian atas keputusan perlu dilakukan oleh petani agar segalanya dapat berjalan dengan baik. Berpijak dari gambaran tersebut tentunya kita paham bagaimana seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu menuntun kekuatan kodrat sang anak agar tumbuh kuat berkembang dengan keputusan-keputusan yang diambilnya.

Jika dikaitkan dengan nilai-nilai seorang guru penggerak tentunya pengambilan keputusan memiliki landasan yang sama yakni “Berpihak Pada Murid”. Nilai utama seorang guru penggerak tentunya kembali kepada apa yang dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan siswa melalui upaya yang mandiri, inovatif dan kolaboratif, serta selalui merefleksi apa yang menjadi keputusannya. Hal ini dapat digambarkan pada gambar dibawah.


Gambar 1. Diagram hubungan antara nilai guru penggerak, PSE dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Dari gambaran diatas, terlihat jelas bahwa dengan mengamalkan nilai-nilai guru penggerak maka keputusan yang kita ambil akan bertanggung jawab menuju keputusan yang berpihak pada murid. Selanjutnya, agar keputusan yang kita ambil dapat beretika maka perlu menerapkan Pendidikan Sosial Emosional sebagai bentuk kepekaan terhadap diri (Kesadaran diri dan pengelolaan diri), kepekaan terhadap nilai-nilai di lingkungan sekolah (Kepekaan Sosial) serta kemampuan untuk berelasi dengan rekan kerja. Dengan menerapkan hal-hal tersebut, keputusan yang diambil merupakan keputusan yang beretika dan bertanggung jawab.

Kembali kepada pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita perlu memperhatikan 3 hal dasar pengambilan keputusan. Ketiga dasar tersebut yakni nilai kebajikan, kepentingan murid serta tanggung jawab.

Gambar 2. Segi tiga dasar pengambilan keputusan

Nilai-nilai kebajikan di lingkungan sekolah perlu kita pertimbangkan dalam menentukan suatu keputusan agar keputusan yang diambil memenuhi kepentingan murid sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam pengambilan keputusan tersebut terkadang kita ada dalam kebimbangan akibat munculnya dilema etika dan bujukan moral.

Untuk menentukan keputusan secara bijak dalam menghadapi dilema etika (benar lawan benar), kita perlu memahami paradigma dilema etika dan prinsip penyelesaian dilema etika seperti yang digambarkan pada gambar dibawah.

 

Gambar 3. Paradigma dan prinsip dalam memandang dan mengatasi dilema etika

Selain itu, perlu juga menerapkan 9 langkah pengujian keputusan yang terdiri dari mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta, pengujian benar atau salah, pengujian paradigm, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, penentuan keputusan serta refleksi terhadap keputusan yang telah diambil. Dalam tahap pengujian ini diperlukan keterampilan bertanya kepada diri sendiri ataupun sosok tokoh yang menjadi panutan agar memperoleh keputusan yang terbaik. Dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang efektif, kita perlu mengingat dan memahami kembali teknik coaching sehingga mampu memunculkan potensi-potensi yang ada sebagai kekuatan dalam penentuan keputusan terbaik. Dengan teknik bertanya dengan metode coaching maka akan tergali potensi, terarahnya pengujian sehingga memungkinkan munculnya opsi yang mungkin lebih baik lagi dalam pengambilan keputusan yang dikenal dengan opsi trilema.

Hal yang mungkin menjadi kesulitan-kesulitan dalam menerapkan prinsip pengambilan keputusan tersebut adalah adanya perubahan paradigm yang baru ini dalam keseharian kita. Untuk mengatasi kesulitan yang timbul tentunya kita memerlukan rekan berdiskusi sebagai mitra dalam menerapkan prinsip tersebut. Seorang rekan yang tepat kita jadikan sebagai teman berdiskusi adalah Ia yang memiliki satu visi dengan kita sehingga dalam berlatih menerapkan prinsip pengambilan keputusan tersebut didang menimbulkan permasalahan lainnya.

Nah, kini jelas sudah bahwa pada dasarnya dengan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan bijaksana maka pemimpin pembelajaran dapat memberikan pendidikan yang berpihak kepada murid. Apa yang menjadi kebutuhan murid dapat dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan. Nilai-nilai kebajikan di lingkungan sekolah dapat dijadikan pedoman, serta pengujian keputusa patut dilakukan dengan penuh kesadaran dan menggali potensi-potensi yang ada melalui pertanyaan-pertanyaan, sehingga muncul keputusan yang memuliakan kebutuhan sang anak sebagai wujud kemerdekaan atas kodrat anak yang wajib ditumbuhkan dan dikuatkan.

Sunday, February 13, 2022

SENYAWA TURUNAN ALKANA

A.   GUGUS FUNGSI

Tabel

 (Gugus Fungsi)

Gugus fungsi merupakan atom atau kelompok atom yang menentukan sifat dan struktur senyawa karbon.

B.   HALOALKANA

Haloalkana adalah senyawa karbon yang mengandung halogen. Haloalkana memiliki rumus umum CnH2n+1X. X adalah atom halogen (F, Cl, Br, I). Dengan kata lain, haloalkana adalah senyawa karbon turunan alkana yang atom H-nya diganti oleh atom halogen.

Tata Nama Haloalkana

Tata nama senyawa haloalkana diawali dengan kata fluoro, kloro, bromo, atau iodo dan diikuti nama alkana yang mengikatnya.

Isomer

Berdasarkan fakta, haloalkana memiliki isomer posisi dan isomer struktural. Perhatikan struktur haloalkana berikut.
Kedua senyawa itu memiliki rumus molekul sama, yakni C3H7Cl, tetapi posisi atom klorin berbeda. Pada 1–kloropropana terikat pada atom karbon nomor 1, sedangkan pada 2–kloropropana terikat pada atom karbon nomor 2. Kedua senyawa ini dikatakan berisomer satu sama lain, yaitu isomer posisi. Isomer struktur menyatakan perbedaan struktur dari senyawa haloalkana yang memiliki rumus molekul sama. Perhatikan struktur molekul berikut dengan rumus molekul sama, yakni C4H9Cl.

Sifat Haloalkana

a.    Sifat Fisika Haloalkana

Senyawa haloalkana tidak membentuk ikatan hidrogen dan tidak larut dalam air. Sifat fisika haloalkana lainnya yaitu haloalkana mempunyai titik didih dan titik leleh lebih tinggi dari alkana yang mempunyai jumlah atom C yang sama. Hal ini disebabkan adanya penggantian atom hidrogen dengan atom halogen yang mempunyai massa atom lebih besar daripada hidrogen.

Tabel 1. Titik Didih dan Massa Jenis Haloalkana

a.    Sifat Kimia Haloalkana

1.     Haloalkana mengalami reaksi substitusi dengan suatu basa membentuk alkohol.

R – X + MOH R – OH + MX

Contoh :

           CH3Cl + NaOH CH3 – OH + NaCl
     2. Haloalkana mengalami reaksi eliminasi dengan pereaksi basa kuat.
     


3. Haloalkana bereaksi dengan logam natrium akan menghasilkan alkana. Reaksi ini disebut Sintesis Wart.

                  2RX + 2Na R – R + 2NaX

4.   Haloalkana + magnesium menghasilkan Pereaksi Grignard.

Jika larutan alkil dalam eter kering dikocok dengan serbuk magnesium, maka akan terjadi pereaksi Grignard. Dari sintesis inilah Victor Grignard pada tahun 1942 mendapat hadiah Nobel.

        

Kegunanaan dan dampak haloalkana

1.     Haloalkana sebagai zat anestesi

Kloroform (CHCl3) pernah digunakan secara luas sebagai zat anestesi (pembius), tetapi kini sudah ditinggalkan. Kloroetana (C2H5Cl) digunakan sebagai bahan anestesi lokal.

2.    Haloalkana sebagai antiseptik

Iodoform (CHI3) adalah suatu zat berwarna kuning, berbau khas, dan digunakan sebagai antiseptik.

3.    Haloalkana sebagai pelarut

Tetraklorometana (CCl4) digunakan sebagai pelarut untuk oli dan lemak serta dalam pencucian kering (dry cleaning).

4.    Haloalkana sebagai bahan pemadam api

Alkana terhalogenasi sempurna, seperti karbon tetraklorida (CCl4), dan bromoklorodifluorometana (BCF) dapat memadamkan api.

5.    Senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan freon

Freon merupakan nama dagang bagi suatu golongan senyawa klorofluorokarbon (CFC) yang digunakan sebagai cairan pendingin (refrigerant) atau sebagai propelan aerosol.

6.    Berbagai jenis senyawa haloalkena

Vinilklorida dan kloropena merupakan bahan dasar pada industri plastik dan karet sintetis.


Walaupun kegunaan haloalkana sangat luas, akan tetapi penggunaan yang tidak tepat atau berlebihan akan mengganggu kesetimbangan lingkungan. Contohnya : Penggunaan CFC atau freon, yaitu gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak terbakar ini menyebabkan gangguan pada atmosfer, karena di atmosfer CFC menguraikan gas O3 (ozon) menjadi O2. Padahal kita mengetahui bahwa lapisan ozon di troposfer berfungsi untuk menyaring sinar ultra violet yang menuju bumi. Kelebihan sinar ultra violet yang mencapai bumi dapat menyebabkan penyakit kanker kulit.selain itu, banyak juga senyawa organo klor yang digunakan sebagai pestisida sukar terurai sehingga dampak yang ditimbulkan sangat luas dan merusak lingkungan. Sebagai contoh penggunaan DDT, aldrin yang sukar terurai disamping dapat membunuh bibit penyakit pada tanaman juga dapat membunuh hewan-hewan air dan hewan-hewan pemakan bangkai, sebagian lagi terisap oleh tumbuh-tumbuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Haloalkana sebagian besar sebagai bahan dasar pembuatan plastik yang sukar diuraikan oleh mikroorganisme, sehingga pemakaian plastik dalam kehidupan sehari-hari menimbulkan dampak terhadap lingkungan terutama pencemaran tanah. Pembakaran sampah plastik juga akan menimbulkan pencemaran udara. Iodoform (CHI3) yang pernah digunakan sebagai obat luka berbau tidak enak dan beracun Kloroform (CHCl3) suatu zat cair tidak berwarna dan berbau sedap dan bersifat membius. Digunakan sebagai pelarut lemak dan obat bius. Karena sifatnya yang mengganggu hati sekarang diganti halotan (2-bromo-2- kloro-1,1,1-trifloroetana, CF3-CHClBr).

C.   ALKOHOL (R-OH)

Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon. Alkohol mamiliki rumus umum CnH2n+1OH atau CnH2n+2O. Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus -OH, alkohol dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.

1.    Alkohol primer  yaitu alkohol yang gugus fungsinya (–OH) terikat pada atom C primer.

Contoh: CH3– CH2–OH

2.  Alkohol sekunder, yaitu alkohol yang gugus fungsinya (–OH) terikat pada atom C sekunder.

      Contoh: 
   

3. Alkohol tersier, yaitu alkohol yang gugus fungsinya (–OH) terikat pada atom C tersier.                  

         Contoh:
          

Tata Nama Alkohol

Ada dua cara pemberian nama pada alkohol, yaitu:

1. Penamaan secara trivial, yaitu dimulai dengan menyebut nama gugus alkil yang terikat pada gugus –OH kemudian diikuti kata alkohol.    R - OH  ( alkil-alkohol)

Contoh: CH3–CH2—OH            Etil alcohol

         CH3–CH2–CH2–OH     Propil alcohol

2.  Penamaan secara sistem IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran pada alkana dengan akhiran ol (alkanmenjadi alkanol)

Contoh : CH3–CH2–OH              Etanol

          CH3–CH2–CH2–OH   Propanol

  
Urutan Penamaan Senyawa Alkohol menurut IUPAC

1.     Menentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus – OH, selain itu atom karbon lain sebagai cabang.

2.    Memberi nomor pada rantai induk yang dimulai dari ujung rantai yang paling dekat dengan gugus – OH.

3.    Urutan penamaan:  

a.      nomor atom C yang mengikat cabang

b.       nama cabang

c.       nomor atom C yang mengikat gugus

d.      nama rantai induk (alkanol)

4.   Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad.

5.    Apabila posisi gugus –OH ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga cabang-cabang mendapat nomor terkecil.

       Contoh:       
     
      

Isomer

1.    Keisomeran Posisi

Keisomeran posisi, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan letak gugus –OH dalam molekul alkohol.

2.    Keisomeran Optik                                                 

Keisomeran optik berkaitan dengan sifat optik, yaitu kemampuan suatu senyawa untuk dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi.Keisomeran optik terjadi karena adanya atom C asimetrik, yaitu atom C yang terikat pada 4 gugus yang berbeda.

3.    Keisomeran Fungsi

     Keisomeran fungsi, yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan gugus fungsi di antara dua senyawa yang mempunyai rumus molekul sama. Alkohol berisomer fungsi dengan eter.

SIFAT ALKOHOL

Sifat alkohol di kelompokkan menjadi 2 yaitu:

a) Sifat fisik

          Alkohol rantai pendek  bersifat polar sehingga dengan baik larut dalam air serta memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan alkena. Dalam hal kepolaran dan titik didih, alkohol rantai pendek memilki kemiripan sifat dengan air. Hal tersebut disebabkan karena air dan alkohol keduanya memilki gugus -OH. Gugus -OH ini bersifat polar sehingga menyebabkan air dan alkohol bersifat polar pula. Adapun titik didih yang tinggi disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antara molekul air, antar molekul alkohol atau antar molekul air dan alkohol. Ikatan hidrogen ini juga menyebabkan alkohol larut dalam air.

b)Sifat kimia

1.     Reaksi dengan Logam Natrium

Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida dan gas hidrogen. Contoh reaksi etanol dengan logam natrium
Reaksi ini dapat dipergunakan sebagai reaksi untuk pengenal alkohol.

2.     Reaksi Oksidasi

Ø Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.

      Contoh:
  
     
  • Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton.

Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon.

  • Alkohol tersier sukar teroksidasi.

3.     Reaksi dengan Hidrogen Halida

Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk  haloalkana dan air dengan reaksi:

R – OH + HX       R – X + H2O

Contoh:

CH3 – OH + HCl       CH3 – Cl + H2O

 

4.    Reaksi esterifikasi

     Reaksi esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel). Persamaan untuk reaksi antara sebuah asam RCOOH dengan sebuah alkohol R’OH.

5.     Reaksi Dehidrasi Alkohol

     Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air.   

Kegunaan Alkohol

Dalam kehidupan sehari-hari alkohol banyak digunakan, antara lain sebagai berikut.

1)   Dalam bidang farmasi (obat-obatan), sebagai pelarut senyawa organik,misalnya etanol dan   butanol.

2)   Dalam bidang biologi atau industri digunakan sebagai disinfektan,  misalnya etanol dan metanol

3)   Sebagai bahan bakar, misalnya spiritus (campuran antara methanol dan etanol).


D.   ETER (R-O-R’)

Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum R–O–R’ . Dengan gugus fungsi –O– yang terikat pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda.

Tata Nama

Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu:

1.    Penamaan secara trivial dimulai dengan menyebut nama alkil yang terikat pada gugus –O–  kemudian diikuti oleh kata eter.

2.    Penamaan berdasarkan IUPAC, yaitu penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk.

Contoh:

  Isomer

Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.

1)  Isomer Struktur

Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan metil propil eter dan metil isopropil eter.

2)  Isomer Fungsional

Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.

 

Isomer

Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.

1)  Isomer Struktur

Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan metil propil eter dan metil isopropil eter.

2)  Isomer Fungsional

Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.

 SIFAT-SIFAT ETER

        Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa alkohol, titik didih dan titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi karena antar molekul eter tidak membentuk ikatan hidrogen. Eter juga cenderung bersifat nono polar, sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itu eter bersifat mudah terbakar. Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang reaktif) dibandingkan alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter.

 Adapun reaksi-reaksi eter yaitu:

d.   Reaksi dengan asam-asam mineral

Walaupun eter tahan terhadap hidrolisis, ia dapat dibelah oleh asam-asam mineral seperi asam bromat dan asam iodat. Asam klorida hanya membelah eter dengan sangat lambat. Metil eter umumnya akan menghasilkan metil halida:

ROCH3 + HBr CH3Br + ROH

Reaksi ini berjalan via zat antara onium, yaitu [RO(H)CH3]+Br. Beberapa jenis eter dapat terbelah dengan cepat menggunakan boron tribomida (dalam beberapa kasus aluminium klorida juga dapat digunakan) dan menghasilkan alkil bromida.Berganting pada substituennya, beberapa eter dapat dibelah menggunakan berbagai jenis reagen seperti basa kuat.

 Kegunaan dan Dampak Eter dalam Kehidupan

a.  Kegunaan

1) Eter digunakan sebagai pelarut.

2) Dietil eter digunakan sebagai obat bius pada operasi.

3) Metil ters-butil eter (MTBE) digunakan untuk menaikkan angka oktan bensin.

b.  Dampak

Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala, sedangkan pada konsentrasi tinggi menyebabkan tidak sadarkan diri.


 E.   ALKANAL/ALDEHID

Aldehid atau alkanal adalah senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi COH, dengan rumus molekul CnH2nO.  Aldehid mempunyai rumus struktur sebagai berikut:

Tata Nama Senyawa Aldehida

Tata nama senyawa aldehida dijelaskan dalam dua aturan yakni aturan tata nama IUPAC dan trivial. 

a.        Nama IUPAC

Nama aldehid sebagai turunan dari alkana diturunkan dari nama alkana dengan mengganti akhiran a dengan al.


         Contoh: 

Tata nama senyawa aldehid dengan rantai cabang sama seperti tata nama alkohol, tetapi posisi gugus fungsi –CHO tidak perlu dinyatakan karena selalu menjadi atom karbon nomor satu. 

Contoh               :


b.       
Nama Trivial

Nama trivial adalah nama yang sering dipergunakan dalam perdagangan seperti metanal yang lebih dikenal dengan formaldehida. Bila tata nama IUPAC berakhiran -al sedangkan trivial selalu berakhiran aldehida.

Isomer Aldehid

Aldehid tidak mempunyai isomer posisi karena gugus fungsi dari aldehid terletak di ujung rantai C. Isomer pada aldehid terjadi karena adanya cabang dan letak cabang, jadi aldehid memiliki isomer struktur.

Contoh Isomer struktur:

Pembuatan Aldehid

Aldehida dibuat dengan cara oksidasi alkohol primer dengan menggunakan oksidator KMnO4 atau K2Cr2O7 dalam skala laboratorium. Berikut persamaan reaksi :


 


Untuk skala industri aldehida dibuat dari uap alkohol yang direaksikan dengan udara dan dikatalisis oleh tembaga atau perak. Contohnya metanal dapat dibuat dengan mereaksikan uap metanol dengan udara.  Persamaan reaksi :


          

Sifat-sifat Aldehid

Perhatikan data pada tabel titik didih dan titik lebur berikut.


a. Sifat fisik aldehida

·      Pada suhu ruang senyawa aldehida yang memiliki jumlah atom C sebanyak 1 dan 2 berfasa gas. senyawa aldehida dan keton dengan jumlah atom C lebih dari sama dengan 3 berfasa cair

·     Aldehida suku rendah berupa zat cair yang berbau tidak enak

·     Aldehida suku tinggi berupa zat cair kental dan berbau enak

·     Senyawa aldehida dengan C atom rendah (1-5 atom C) larut dalam air

·     Senyawa aldehida dengan jumlah atom C lebih besar dari 5 sukar larut dalam air

c.      Sifat Kimia aldehida

Reaksi Oksidasi

Senyawa aldehid direaksikan dengan oksidator, maka akan merbentuk asam karboksilat. Oksidator yang digunakan adalah KMnO4, K2Cr2O7, larutan Fehling, dan larutan Tollens.

 1.       Reaksi aldehida dengan KMnO4 atau K2Cr2O7

        2.       Reaksi dengan larutan Fehling

Pereaksi Fehling adalah campuran CuSO4(aq) dengan kalium natrium tartrat dalam suasana basa. Pereaksi Fehling dapat dianggap CuO. Reaksi aldehid dengan larutan Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.

       3.       Reaksi dengan larutan Tollens

Pereaksi Tollens adalah larutan AgNO3 dalam larutan NH3 berlebih. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan Ag2O. Reaksi aldehid dengan larutan Tollens akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak yang dihasilkan akan melapisi tabung membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.


Reaksi Aldehid

Reaksi yang mengubah senyawa karbon tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) menjadi senyawa karbon jenuh (tidak mempunyai ikatan rangkap) dinamakan reaksi adisi. Karena aldehid memiliki ikatan rangkap antara C dengan O, maka aldehid dapat diadisi.

Contoh:



Reaksi adisi dengan Hidrogen (H2), menghasilkan alkohol primer, reaksi ini merupakan reaksi reduksi.





F.     KETON

Keton memiliki rumus umum yang mirip dengan aldehid, hanya dengan mengganti satu atom H yang terikat pada gugus karbonil dengan gugus alkil. Rumus umum keton CnH2nO. Keton memiliki rumus struktur sebagai berikut:

Tata Nama Keton

Nama IUPAC

Nama IUPAC dari keton adalah alkanon. Suku terendah dari alkanon adalah propanon. Untuk alkanon yang mempunyai isomer pemberian nama senyawa sebagai berikut.

a.   Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi — C — diberi nama alkanon                                                                                                                                     ||

                                                                                                                                                    O

b.   Penomoran dimulai dari C ujung yang terdekat dengan posisi gugus fungsi sehingga C yang mengandung gugus fungsi mendapat nomor terkecil.

c.   Pemberian nama sama seperti alkanol. Cabang-cabang disebut lebih dulu, disusun menurut abjad dan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang tersebut. Letak gugus fungsi dinyatakan dengan awalan angka pada nama rantai pokok.

             Contoh :

Nama Trivial

Menyebut dulu gugus alkil yang terikat pada atom C gugus karbonil kemudian diikuti kata keton. Penyebutan gugus alkil mengikuti urutan abjad.

Contoh:

Isomer Keton

Keton dapat memiliki isomer kerangka, posisi, maupun fungsi

1)      Isomer kerangka

Molekul C6H12O dapat berbentuk:

2)      Isomer Posisi

Molekul C5H10O dapat berbentuk:

3)      Isomer Fungsi

Molekul C4H8O dapat berbentuk:

Pembuatan Keton

Senyawa keton dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu:

1)     Oksidasi alkohol sekunder dengan suatu oksidator, misalnya; K2Cr2O7



2)     
Oksidasi Oppenauer, yaitu dengan cara penggodokan alkohol sekunder dengan aluminium t-butoksida dan aseton yang berlebihan menghasilkan dehidrogenasi alkohol 


3)  Pirolisis dari garam logam. Jika kalsium asetat dipanaskan dengan kuat akan mengalami penguraian menjadi aseton dan kalsium karbonat.

Sifat Fisik dan Sifat kimia Keton

Perhatikan data pada tabel titik didih dan titik lebur berikut.

a.      Sifat fisik keton

·      Berupa zat cair yang tidak berwarna dan berbau menyengat pada suku rendah

·      Mudah larut dalam air pada suku rendah

·      Berupa zat padat pada suku tinggi

·      Memiliki titik didih yang relatif tinggi


b.      Sifat Kimia Keton

Reaksi-reaksi Keton

Keton memiliki ikatan rangkap antara C dengan O, maka aldehid dapat diadisi.

1.       Adisi aldehid oleh hidrogen

Menghasilkan alkohol sekunder, reaksi ini merupakan reaksi reduksi.


 




2.       Adisi aldehid oleh HCN

3.       Adisi aldehid oleh NaHSO3


Kegunaan Keton





G. Asam Alkanoat / Asam Karboksilat

Buah jeruk mengandung asam sitrat yang merupakan contoh dari asam alkanoat. Asam alkanoat tergolong asam organik alifatik yang memiliki gugus fungsional –COOH yang disebut sebagai gugus karboksil. Asam alkanoat disebut juga asam karboksilat.


Melalui bahan ajar ini Anda akan mengetahui lebih dalam lagi apa itu asam alkanoat , bagaimana struktur, tatanama, sifat fisika, sifat kimia, kegunaan serta hal-hal penting lainnya terkait asam alkanoat yang sangat penting kalian ketahui.


Struktur Asam Alkanoat

Asam alkanoat yang disebut juga asam karboksilat merupakan senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi karboksil (– COOH ) dengan rumus molekul CnH2nO2 dengan n = 2, 3, 4 dst.  Asam karboksilat mempunyai rumus struktur rumus struktur sebagai berikut:

Berikut ini beberapa contoh asam karboksilat :


Tatanama Senyawa Asam Karboksilat

1.    Tatanama IUPAC

Nama asam alkanoat menurut aturan IUPAC sesuai penamaan alkana yaitu dengan menambahkan awalan asam diikuti nomor-nomor dan nama cabang kemudian akhiran a pada alkana diganti dengan oat. Untuk senyawa yang mempunyai isomer, cara penamaannya adalah sebagai berikut :

1)   Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi –COOH

2)   Penomoran dimulai dari gugus –COOH

3) Penulisan nama dimulai dengan nama cabang atau gugus lain yang disusun menurut abjad kemudian nama rantai pokok. Posisi gugus fungsi tidak perlu disebutkan karena selalu menjadi atom karbon nomor satu.




2.    Nama TRIVIAL

Nama lazim asam karboksilat didasarkan pada sumber alami asam yang bersangkutan. Misalnya, asam butanoat disebut asam butirat karena terdapat dalam mentega.

Contoh:

Jika menggunakan nama trivial, maka posisi gugus-gugus pengganti atau cabang-cabang dinyatakan dengan huruf latin. Atom karbon yang terikat langsung pada gugus  –COOH , yang merupakan atom C nomor 2 ditandai dengan alfa(α), atom C nomor 3 dengan beta (β), atom C nomor 4 dengan gamma (γ), dan seterusnya.

ISOMER

Asam karboksilat memiliki dua macam isomeri, yaitu:

1)      Isomer rangka

Isomer rantai pada asam karboksilat dimulai pada asam karboksilat dengan jumlah atom karbon tiga.


2)      Isomer Fungsi

Ester dan asam karboksilat merupakan isomer fungsi karena keduanya memiliki rumus molekul yang sama, contoh:

PEMBUATAN

     Asam karboksilat dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu:

1)   Oksidasi alkohol primer atau aldehida dengan suatu oksidator. Oksidator yang biasa digunakan K2Cr2O7 dan KMnO4


2)      Dengan mereaksikan gas CO2 dengan pereaksi Grignard



3)      Hidrolisis senyawa alkana nitril pada suhu tinggi dan asam kuat

4)    Asam formiat dibuat dengan mereaksikan gas CO dengan uap air, dengan katalisator oksida logam pada suhu sekitar 200oC dan tekanan tinggi.


SIFAT FISIKA

Beberapa sifat asam karboksialat adalah:

1)     Dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air sehingga pada umumnya mempunyai titik didih tinggi daripada ester. Dalam fase uap dan sebagai pelarut, asam karboksilat membetuk dimer. Dimer terurai membentuk monomer, selanjutnya membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air



2)    Mulai dari C1 sampai dengan C4 mudah larut dalam air. Makin panjang rantai C-nya makin sukar larut dalam air. Gugus karboksil dalam asam karboksilat adalah polar dan dengan mudah membentuk ikatan hydrogen dengan molekul air. Pada umumnya asam karboksilat larut dalam pelarut organic seperti etanol atau aseton.

3) Adanya cabang akan mempengaruhi derajat keasaman. Cabang alkil akan mengurangi keasaman, sedangkan jika cabangnya atom-atom halogen akan menambah keasaman. Semua asam karboksilat merupakan asam lemah yang dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi menghasilkan H+.

 

SIFAT KIMIA

1)      Asam karboksilat bereaksi dengan basa  membentuk garam (Penetralan)

 


2)     Asama karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester (esterifikasi)

3)      Reduksi asam karboksilat menghasilkan alkohol primer

   4)      Pembentukan anhidrida asam karboksilat

KEGUNAAN

Asam karboksilat banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari -hari, di antaranya adalah:

1) Asam formiat (asam semut) banyak digunakan dalam industri tekstil, penyamakan kulit, dan di perkebunan karet untuk menggumpalkan lateks (getah pohon karet).

2)   Asam asetat (asam cuka) sebagai pemberi rasa asam dan sebagai pengawet makanan.

3) Asam sitrat digunakan pad industri pengolahan makanan, kosmetik, farmasi dan pengolahan resin

4)   Sebagai bahan pembuatan ester dengan cara mereaksikannya dengan alkohol.

5) Asam karboksilat suku tinggi dipergunakan untuk pembuatan sabun jika direaksikan dengan basa, misalnya asam stearat, asam palmitat, dan lain-lain.




 

H. ESTER/ALKIL ALKANOAT

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengkonsumsi berbagai macam minuman rasa buah yang mungkin kebanyakan tidak benar-benar berasal dari buah asli tetapi hanya dicampuri essens (aroma buah). Essens terbuat dari senyawa alkil alkanoat yang aromanya bermacam-macam tergantung alkil alkanoat penyusunnya. Alkil alkanoat sering dikenal dengan nama ester. Beberapa ester dan aroma karakteristiknya sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.


STRUKTUR ESTER/ALKIL ALKANOAT
Alkil alkanoat yang disebut juga ester adalah senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi karboksil  (– COO – ) dengan rumus molekul CnH2nO2 dengan n = 2, 3, 4 dst. Ester mempunyai rumus struktur rumus struktur sebagai berikut:


Senyawa di atas dinamakan butil butanoat yang dapat memberi rasa nanas. Gugus karboksil pada ester terikat pada dua atom karbon, sedangkan pada asam karboksilat terikat pada atom karbon dan hidrogen. Jadi, senyawa ester adalah turunan alkana yang memiliki gugus karboksil terikat pada dua alkil. Atom karbon pada gugus karboksil ester mengikat dua atom oksigen, berbeda dengan gugus karbonil pada aldehida dan keton yang hanya mengikat satu atom oksigen.

TATA NAMA ESTER/ALKIL ALKANOAT

Penamaan ester hampir sama dengan asam karboksilat, hanya saja karena atom H dari gugus –OH diganti dengan gugus alkil, maka nama asam diganti dengan nama alkil dari R . Sehingga berdasarkan IUPAC ester mempunyai nama alkil alkanoat.

Perhatikan contoh berikut ini:


nama alkilnya (lingkaran elips) disebutkan lebih dahulu yaitu propil. Rantai induk alkanoat (garis persegi) memiliki dua atom C sehingga disebut etanoat. Nama senyawa di atas adalah propil etanoat.


b.

Jawab: Disebutkan nama alkilnya (lingkaran elips) terlebih dahulu yaitu isobutil. Rantai induk alkanoat (garis persegi)memiliki empat atom C dan satu cabang metil pada C2 sehingga disebut 2-metilbutanoat. Nama senyawa di atas adalah isobutil-2-metilbutanoat.


ISOMER

Ester memiliki dua macam isomeri, yaitu:

1)      Isomer Struktur

Isomer struktur pada ester dimulai pada ester dengan jumlah atom karbon tiga.



2)      Isomer Fungsi

Ester dan asam karboksilat merupakan isomer fungsi karena keduanya memiliki rumus molekul yang sama, contoh:



PEMBUATAN

Ester dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu:

   a.   Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan senyawa ester secara langsung dari suatu asam karboksilat dan alkohol. Reaksi esterifikasi dapat dituliskan sebagai berikut ini:



b.      Mereaksikan perak karboksilat dengan alkil halida


c.      Mereaksikan anhidrida asam alkanoat dengan alkohol.

d.      Mereaksikan halogen asam alkanoat dengan alkohol.




SIFAT FISIKA

Beberapa sifat ester adalah:

1)    Ester mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol pembentuknya karena tidak memiliki gugus –OH yang bebas.

2)      Ester berbau harum dan banyak terdapat pada buah-buahan.

3)      Ester sedikit larut dalam air.

4)      Titik didih dan titik beku ester lebih rendah daripada asam karboksilat



SIFAT KIMIA

1.      Sifat Kimia (reaksi-reaksi)

1)      Ester mudah direduksi oleh gas hidrogen menjadi alkohol.

2)    Ester mudah terhidrolisis oleh air dalam suasana asam menjadi asam karboksilat dan alkohol. Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi. Reaksi umum hidrolisis ester adalah sebagai berikut:


3)  Ester mudah terhidrolisis oleh basa kuat menjadi garam karboksilat dan alkohol. Reasi ini disebut juga dengan reaksi saponifikasi atau penyabunan berlangsung secara ireversibel. Reaksi umum hidrolisis basa ester sebagai berikut:


KEGUNAAN
Senyawa ester memiliki kegunaan antara lain sebagai berikut:

1)      Ester dengan alkil pendek banyak ditemukan dalam buah-buahan dan menimbulkan aroma khas buah-buahan tersebut. meskipun rasa dan bau dari buah merupakan campuran kompleks dari berbagai senyawa, dengan menggunakan beberapa campuran senyawa ester maka hasilnya cukup mirip aroma buah aslinya. Oleh sebab itu, senyawa ester banyak disintesis dan digunakan sebagai esens dan parfum.


2)    Digunakan sebagai pelarut lem, mislanya senyawa etil etanoat yang mudah menguap dan meninggalkan lem melekat pada permukaan.

3)  Dibuat sebagai bahan baku serat sintetis polyester, yaitu dakron. Tekadang serat sintetis ini dicampurkan dengan serat alami untuk memperkuat kain. Ester juga digunakan sebagai pelentur dalam PVC sehingga plastik lebih fleksibel namun tetap kuat.

4)     Ester rantai panjang berupa minyak dan lemak, dapat digunakan sebagai bahan baku sabun, mentega, dan malam mainan. Mentega dan margarin dihasilkan dari reaksi hidrogenasi minyak/lemak dengan katalis Ni sehingga padat. Malam yang disebut juga lilin (wax) merupakan campuran dari dua senyawa ester atau lebih, biasanya digunakan sebagai mainan anak-anak karena mudah dibentuk dan lunak. Apabila dilarutkan dalam pelarut organik, malam dapat digunakan untuk pemoles mobil dan lantai.